Mendirikan PT PMA (Perusahaan dengan Penanaman Modal Asing) di Indonesia merupakan langkah besar bagi investor yang ingin memperluas bisnisnya ke pasar Asia Tenggara. Namun sebelum memulai, ada satu keputusan penting yang kerap dianggap sepele padahal sangat menentukan: memilih kode KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) yang tepat.
Meskipun tampak seperti urusan administratif semata, pilihan KBLI akan mempengaruhi banyak aspek, mulai dari jenis kegiatan yang diizinkan, kebutuhan modal minimum, hingga izin tambahan yang wajib dipenuhi. Bahkan, salah memilih KBLI bisa membuat perusahaan tidak dapat beroperasi secara legal.
Artikel ini akan menjelaskan mengapa KBLI sangat penting untuk PT PMA, bagaimana cara memilihnya dengan benar, serta kesalahan umum yang perlu dihindari oleh investor asing.
Mengapa KBLI Penting untuk PT PMA
KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) adalah sistem resmi yang membagi setiap jenis kegiatan bisnis ke dalam kode lima digit. Saat mendaftarkan PT PMA melalui OSS (Online Single Submission), Anda wajib memilih satu atau beberapa kode KBLI yang akan menentukan ruang lingkup usaha perusahaan. Berikut alasan mengapa pemilihan KBLI sangat krusial:
1. Menentukan Ruang Lingkup Usaha
KBLI menetapkan aktivitas yang secara hukum boleh dilakukan perusahaan. Jika Anda ingin menjalankan kegiatan di luar KBLI yang sudah terdaftar, maka perusahaan harus memperbarui pendaftarannya terlebih dahulu.
2. Menentukan Persyaratan Perizinan
Dalam sistem OSS-RBA (Risk-Based Approach), setiap KBLI diklasifikasikan berdasarkan tingkat risiko:
- Risiko rendah: cukup memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha).
- Risiko menengah: memerlukan Sertifikat Standar.
- Risiko tinggi: wajib memiliki izin sektoral tambahan.
3. Mempengaruhi Kepemilikan Asing
Tidak semua sektor terbuka penuh bagi investasi asing. Berdasarkan Daftar Positif Investasi (Perpres 10/2021), beberapa bidang usaha memiliki batas kepemilikan asing, ada yang 100% terbuka, sebagian dibatasi (misalnya maksimal 67%), dan ada pula yang tertutup sepenuhnya.
4. Menentukan Komitmen Investasi
Perusahaan PMA dikategorikan sebagai usaha besar, sehingga wajib memenuhi investasi minimum Rp 10 miliar per bidang usaha per lokasi proyek (tidak termasuk tanah dan bangunan). Jika perusahaan memiliki beberapa KBLI dengan dua digit awal berbeda, masing-masing bisa memicu kewajiban modal tersendiri.
5. Mempengaruhi Insentif dan Kepatuhan
Beberapa KBLI berhak mendapatkan insentif fiskal atau non-fiskal, seperti tax holiday atau kemudahan impor. Namun jika KBLI tidak sesuai, perusahaan bisa menghadapi penolakan izin, pencabutan, atau keterlambatan proses perizinan.
Panduan Memilih KBLI yang Tepat
1. Definisikan Aktivitas Utama Perusahaan
Tuliskan secara jelas apa yang akan dilakukan perusahaan Anda di Indonesia. Apakah fokusnya pada pengembangan perangkat lunak, jasa konsultasi, logistik, atau impor barang? Semakin spesifik deskripsi kegiatan Anda, semakin mudah menemukan KBLI yang paling relevan.
2. Cocokkan dengan Direktori Resmi KBLI
Gunakan Direktori KBLI 2020 yang tersedia di portal OSS untuk mencari kode lima digit yang sesuai. Jika ada beberapa pilihan yang tampak relevan, tentukan KBLI utama (kegiatan inti) dan KBLI pendukung (aktivitas tambahan yang mendukung kegiatan utama).
3. Periksa Ketentuan Investasi Asing
Pastikan KBLI yang Anda pilih terbuka untuk investasi asing sesuai dengan Daftar Positif Investasi.
- Beberapa sektor terbuka penuh.
- Beberapa dibatasi sebagian.
- Sebagian tertutup sama sekali bagi asing.
Langkah ini penting agar struktur kepemilikan perusahaan Anda tetap legal dan sesuai aturan.
4. Pahami Tingkat Risiko dan Persyaratan Perizinan
Perhatikan klasifikasi risiko KBLI:
- Risiko rendah: hanya butuh NIB.
- Risiko menengah: NIB + Sertifikat Standar.
- Risiko tinggi: NIB + izin sektoral.
Semakin tinggi risikonya, semakin kompleks perizinannya dan ini harus dipertimbangkan sejak awal perencanaan bisnis.
5. Sesuaikan dengan Rencana Investasi
Sebagian besar PT PMA wajib memiliki investasi minimal Rp 10 miliar per KBLI utama. Jika Anda memiliki lebih dari satu KBLI utama, komitmen modal bisa bertambah sesuai jumlah kegiatan.
6. Perhatikan Aturan Tata Ruang dan Zonasi
Pastikan lokasi bisnis sesuai dengan jenis kegiatan yang dipilih. Misalnya, perusahaan konstruksi tidak bisa beroperasi dari area perumahan, sedangkan perusahaan perdagangan mungkin memerlukan izin gudang atau zona komersial.
7. Jaga Konsistensi Dokumen
Kode KBLI yang digunakan harus sama di seluruh dokumen: Akta Pendirian, OSS, Rencana Bisnis, NPWP, dan izin lainnya. Ketidaksesuaian antar dokumen bisa menyebabkan penolakan dari BKPM atau kementerian teknis.
8. Pertimbangkan Pertumbuhan Masa Depan
Jika Anda berencana memperluas lini bisnis, pertimbangkan menambahkan KBLI pendukung yang relevan. Namun, hindari menambahkan terlalu banyak KBLI yang tidak realistis atau tidak berhubungan dengan aktivitas utama perusahaan.
Contoh Pemilihan KBLI
- Outsourcing: Gunakan KBLI 78101 (penempatan tenaga kerja dalam negeri). Salah memilih bisa menyebabkan pelanggaran sektor yang dibatasi.
- Konstruksi: Gunakan KBLI 41012 (pembangunan gedung perkantoran), yang mewajibkan kepatuhan terhadap izin lingkungan dan zonasi.
- E-commerce: Kombinasi umum adalah 63122 (portal web) dan 47911 (perdagangan ritel melalui internet).
Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari
- Dokumen tidak konsisten (akta, OSS, izin berbeda).
- Memilih KBLI yang terlalu umum atau salah.
- Mengabaikan batas kepemilikan asing.
- Salah menghitung komitmen modal Rp 10 miliar.
- Tidak mengecek zonasi lokasi usaha.
- Terlambat memperbarui KBLI saat bisnis berkembang.
Praktik Terbaik dalam Pemilihan KBLI
- Gunakan konsultan OSS dan BKPM yang berpengalaman.
- Bandingkan beberapa KBLI dan analisis perizinan, kepemilikan, serta kebutuhan investasi masing-masing.
- Tetapkan satu KBLI utama dan tambahkan pendukung yang relevan.
- Pastikan KBLI sesuai dengan Daftar Positif Investasi.
- Susun struktur bisnis yang fleksibel untuk berkembang, tanpa terlalu membebani akta pendirian.
Kesimpulan
Memilih KBLI yang tepat bukan sekadar langkah administratif ini adalah pondasi hukum bagi operasional PT PMA Anda di Indonesia. Keputusan ini akan menentukan izin apa yang dibutuhkan, berapa besar modal yang harus disiapkan, dan apakah bisnis Anda dapat berjalan dengan lancar.
Dengan pemilihan KBLI yang cermat, pemahaman regulasi investasi asing, dan konsistensi dokumen, perusahaan asing dapat membangun struktur usaha yang legal, efisien, dan siap berkembang.
Jika Anda berencana mendirikan PT PMA di Indonesia, CPT Corporate siap membantu dalam proses pemilihan KBLI, pendaftaran perusahaan, dan kepatuhan OSS, agar ekspansi bisnis Anda berjalan lancar dari awal.



